Metaverse adalah dunia virtual yang memungkinkan antar pengguna dapat saling bertaut atau berhubungan, dapat berkomunikasi, bekerja, bermain, sampai bertransaksi layaknya di dunia nyata. Istilah metaverse sampai saat ini belum ada yang mendefinisikan secara pasti. Secara sederhana, metaverse merupakan konsep dunia virtual yang dapat dimiliki dan diisi dengan berbagai benda dan kegiatan selayaknya dunia nyata. Konsep ini adalah kombinasi dari beberapa elemen teknologi, termasuk virtual reality (VR) dan augmented reality (AR).
Database atau basis data merupakan sekumpulan informasi yang saling berkaitan pada suatu subjek tertentu untuk tujuan tertentu. Database adalah susunan record data dari suatu organisasi potensi data yang diorganisir dan disimpan secara terintegrasi dengan menggunakan metode tertentu dalam komputer sehingga mampu memenuhi informasi yang optimal yang dibutuhkan oleh para pengguna. Obyek data yang menjadi fokus kegiatan ini adalah potensi warisan budaya karena aspek kerentanannya perlu untuk segera diarsipkan dalam bentuk database digital. Perekaman dalam bentuk database dimaksudkan agar dapat memenuhi kebutuhan olah data di masa depan. Kondisi eksisting cagar, kondisi otentik warisan budaya perlu segera di dokumentasi sebelum potensi obyek tersebut benar-benar punah karena aspek kerentanannya.
Rencana pengembangan terbagi dalam tiga tahap mengikuti mekanisme program dukungan bagi lembaga kebudayaan, Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi, yaitu jangka pendek, menengah dan jangka panjang.Program jangka pendek meliputi workshop penguatan organisasi dan terinputnya database wilayah kepulauan Sumba. Jangka menengah terinputnya target data dan kegiatan yang sama di wilayah kepulauan Flores, dan jangka panjang target luaran yang sama untuk kepulauan Timor.
Terkait usulan perencanaan portal BIG DATA potensi warisan budaya Nusa Tenggara Timur, tahun pertama kami fokus pada penguatan sumberdaya manusia, peralatan, infrastruktur data, dan ruang data hosting server agar reliable untuk dua dekade kedepan. Pulau Sumba sebagai home base kami akan menjadi target pengumpulan data digital pertama, mengingat sebaran dan jumlah potensi kampung adat dan budayanya cukup signifikan. Target pencapaian data digital di tahun pertama adalah, Photo-video beresolusi tinggi (4K), Photo-video 360 derajat beresolusi tinggi, aerial view Photo-video drone, 3D digital photogrammetry, potensi ragam bahasa (linguistik), etnografi kampung adat dan potensi tinggalan megalitik di Pulau Sumba termasuk tarian, digitalisasi instrument alat musik serta rekaman audio komposisi ensemble ditiap kampung adat.
Tahun kedua jika kegiatan tahun pertama sukses, kami akan mengembangkan input data digital yang sama pada kampung adat di Kepulauan Flores, dengan penambahan spesifikasi data digital berupa citra 3D lansekap kampung adat menggunakan LIDAR. Pada tahun ketiga kami juga akan mengembangkan input data digital di pulau Timor seperti Kabupaten Belu, Malaka, Sabu Raijua dan kabupaten lainnya. Tahun ketiga kami juga memproyeksikan kesiapan data untuk mewujudkan Museum Virtual Kebudayaan Austronesia di Nusa Tenggara Timur. Menyediakan layanan hotline kebutuhan publik terkait data budaya, memberikan pelayanan kebutuhan data digital yang professional, skalatis, open source dan berkualitas untuk kebutuhan riset, promosi pariwisata dan kebutuhan publik lainnya.
Pengembangan jangka pendek adalah pelatihan dan pemantapan struktur organisasi yayasan Sanggar OSA yang komposisinya disesuaikan berdasarkan keahlian dan kebutuhan pengelolaan data kebudayaan dimasa depan. Kerjasama lintas disiplin sangat perlu dilakukan untuk memperkuat tim OSA, mengingat kebutuhan sumberdaya manusia terkait teknologi digital masih memerlukan dukungan para ahli dibidangnya. Untuk substansi nilai penting cagar budaya kami bekerjasama dengan Perkumpulan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) KOMDA Bali-NTB-NTT untuk memberikan materi workshop identifikasi nilai penting dalam upaya pengarsipan dan konservasi warisan budaya baik yang berwujud (tangible) maupun tak berwujud (intangible). Untuk teknologi perekaman data digital dan multimedia kami melakukan workshop bersama dengan komunitas prehistoric soul dari Bali yang sudah berpengalaman dalam membuat konten digital berbasis warisan budaya, serta bersinergi dengan komunitas di setiap kabupaten termasuk dinas kebudayaan dan kantor Balai Pelestarian Kebudayaan wilayah XVI di Kupang untuk maju bersama melestariakan kebudayaan di wilayah NTT.
Untuk menghadirkan alih wahana dari hasil identifikasi potensi budaya kepada publik, kami akan menggelar pertunjukan teater multimedia baru di dua kabupaten sebagai hasil kongkrit pemanfaatan data digital agar mudah diserap dan dipahami oleh masyarakat. Pertunjukan akan menghadirkan kolaborasi teaterikal, tari dan musik tradisional sanggar OSA, instrument modern dan sentuhan imersif visual multimedia mapping sebagai penguat makna kekinian warisan budaya.



